Rabu, 04 Juli 2012

Si Bodoh Pecemburu Buta

mau post tentang cerpen nih. ini cerpen yg novi buat waktu tugas cerpen B.indo kemarin




Si Bodoh Pecemburu Buta
            Aku Lia, Aku adalah seorang maniak majalah dan aku mempunyai ‘satu-satunya’ sahabat yaitu Kevin. Biasanya sih aku memangil Kevin itu “Cuek” dan Kevin memangilku  “Bodoh”. Kami bertemu saat Kevin menyuruh anak yang bertubuh gendut untuk mengembalikan boneka tedy milikku. Aku berhenti menanggis dan ketika aku mengajak tedy mengobrol dengan mobil milik Kevin, Kevin pun tertawa. Sejak saat itulah kami bersahabat.
***
            Pada malam hari, aku duduk di taman sambil membaca ramalan zodiakku di majalah kesayanganku. Isinya yaitu “ Aries, 2 itu Sahabat, tapi 3…  apa tidak terlalu banyak? Akan ada meteor  yang jatuh yang akan muncul dalam areal planetmu. Artinya, ada orang baru yang akan masuk ke dalam kehidupanmu. Mampukah persahabatan lama bertahan menghadapi cobaan? Maka gunakan sesuatu yang berkilau untuk keberuntunganmu.”
Seraaammmm!
            Semalam untuk pertama kalinya ku warnai kukuku pakai kuteks yang sangat berkilau! Suatu pertanda akan terjadi sesuatu yang sangat berkilau!
            “Lia! Kevin datang!” Mama berteriak.
            Setelah menutup majalahku dan menjejalkannya ke dalam tas sekolah, seperti biasa dengan linglung aku bergegas menuruni tangga. Kira-kira, siapa orang baru yang dimaksud itu, ya? Dan apa maksud dari perkataan “Mampukah persahabatan lama bertahan menghadapi cobaan?”. Aku nggak akan bisa menemukan sobat lebih tua dari Kevin. Bukan karena dia primitif, kuno – maksudku, sudah sejak lama kami bersahabat. Tidak akan ada seorang pun yang bisa memisahkan kami berdua.
            “Hari ini ada ulangan IPA. Bodoh nggak lupa bawak bukunya, kan?” ucap Kevin begitu aku sampai di pintu.
            Aku langsung membalikkan badan, menuju ke kamar ku dan mengambil buku itu dari tumpukan majalah.
            “Bodoh, jangan lupa bawa payung kayaknya mau hujan, nih!”
            “Hujan? Tidakkk, apa hidupku masih kurang sial!”
            “Udah deh Ratu Drama, cuma rintik-rintik, kok.”
            “Benar, tapi rintik-rintik berarti brintik, keriting, padahal aku baru aja ngerapi’in rambutku! Cuek tahu kan apa yang akan terjadi kalau rambutku basah–rambut yang mirip muka setan.” Sahutku. Dan kami pun langsung pergi menuju ke sekolah
            “Semalam Bodoh belajar nggak?” Kevin bertanya saat kami berjalan melalui jalur yang biasa.
            “Mmmphhh, gimana ya? Aku sudah mencoba sih, tapi pikiranku malah tertarik kemajalah baru. Untuk membaca zodiakku…”
            “Boleh aja, palingan cuma makan waktu dua menit! Kanapa Bodoh nggak melanjutkan untuk belajarnya?”
            “Yah, biasalah, aku melihat sekilas satu atau tiga halaman lagi… 7 Tips biar dilirik cowok, terus pengakuan dari Diva-Remaja dan Trend Fesyen…”
            “Bodoh, ngapain sih baca sampah kayak gitu? Nggak ada gunanya kan?”
            “Itu bukan sampah, Cuek. Itu baru namanya hidup! Aku merasa iba sama kalian para cowok… Bagaimana kalian bisa tau bahwa barang mana yang lagi trend dan yang tidak, mana yang terbaru dan yang nggak kalau kalian nggak baca majalah?”
            “Dan bagaimana Bodoh tahu tentang hukum ketiga newton, siklus kehidupan cacing hati, siapa saja hewan mamalia kalau bodoh nggak belajar?”
            “Ayolah Cuek, apa gunanya tahu tentang semua itu?Um… nanti pas ujian IPA, Bodoh akan duduk di sampingku dan juga menulis dengan huruf ekstra besar kan?
            “Iya dan aku akan jadi dokter bedah pribadimu yang akan membutuhkan implant otak bagian dalam. Lagi pula, itu baru gunanya sobat kan?”
***
            Kami tiba digerbang sekolah sebelum bel berbunyi.
            “Cuek, cepat tutup pelindung rambut unggu mu, supaya nggak merusak imej mu”
            “Ini keren” kata Kevin. “ Terserah lah mereka ketawa.”
            Kami baru saja tiba di kelas dan tak lama kemudian  seorang guru piket muncul dari balik pintu, “Miss Rina akan terlambat beberapa menit,” katanya. “Jadi tunggu sebentar dan jangan berisik . Dia Cuma mengantarkan murid baru ke resepsonis.”
            “Pak, siapa murid barunya? Cowok atau cewek?” Seorang murid laki-laki bertanya.
            “Perempuan. Namanya Bintang Indah,”
            Duuaarrrmmmm!
            Tiba-tiba kepala ku mulai mendesis seperti sebuah bom yang mengeluarkan bunyinya secara “over dosis”. Inikah meteor jatuh yang akan menghancurkan planetku…?
***
            Tiba-tiba pintu terbuka. Miss Rina berjalan masuk dan si murid baru membuntuti dibelakangnya. Seketika kelas pun menjadi bising karena membicarakan gadis itu. Kulitnya benar-benar putih (tanpa tergores sedikit pun) dan kau pasti tertarik melihat kakinya yang panjang, Rambutnya yang hitam  panjang dibiarkannya terurai terlihat sanggat indah. meski dia sama mengenakan seragam sekolah seperti kami, tapi dengan penampilannya seperti itu , ia seperti barang mode yang harus dimiliki bulan ini. Ya gadis emas, gadis emas ini pastilah Bintang Indah. Dia terlihat… Bercahaya.
            Setelah Bintang memperkenalkan dirinya, Miss Rina pun menyuruh Bintang menempati meja kosong di depan kami, Cuek dan aku.
            Astagaaaaaaaa!!
            Kalau dia duduk di depanku, pasti kami terlihat seperti foto sebelum dan sesudah makeover. Syukurlah dia akhirnya duduk di depan cuek, jadi aku terselamatkan dari persaingan.
            “Sebelumnya mari kita sambut Bintang Indah ke dalam kelas kita tercinta ini, Semphhatt. Karena tidaklah mudah untuk beradaptasi di sekolah yang baru, jadi Miss minta kepada Kevin, wakil ketua kelas untuk menjadi pemandu dan menjaganya sepanjang minggu ini” kata Miss Rina
***
            “Tes persahabatan, dengan nilai tertinggi? Huh! Tapi Cuek baru saja menghapus sepuluh dari dua puluh nilainya… Teman Untuk seumur hidup? Cuih! Dengan adanya Bintang sebagai saingan, kami pasti sangat beruntung apabila bisa menghadapi semua ini sampai istirahat kedua nanti.” omelku dalam hati. Tapi, akhirnya kami pun berhasil melewatinya.
            Saat di kantin aku pun mencoba bertanya-tanya kepada Bintang dengan pertanyaan grafik persahabatan di majalahku, tujuannya hanya satu apakah aku cocok dengan Bintang? Karena selama ini majalahku belum pernah menggecewakan.
            “Saat nongkrong dengan sahabatmu, apa yang akan kamu lakukan?” pertanyaanku kesekian kali. tapi tidak dijawab oleh Bintang. Apa ada yang salah dengan pendengaranya? Itu mungkin saja.
            “Setiap tahun sekolah mengumpulkan uang untuk acara amal, menurut kalian acara apa yang cocok?” sela Kevin tanpa ragu sedikitpun.
            Apa aku salah bicara? Oke, memang Cuek selalu menganggap kuis-kuis majalahku itu tidak ada gunanya tapi mengapa dia harus menyela perkataanku?
            “Memangnya apa yang kalian adakan tahun kemarin?” tanya Bintang. Ternyata benar memang tidak ada yang salah dengan pendengarannya.
            “Hmm, kalau nggak salah ada yang mengadakan acara Fun Run”
            “Hah? Fun Run acara yang belari – lari di atas lumpur yang menjijikan, tidak-tidak! pokoknya acara tahun ini harus lebih glamor dan cemerlang. Kita perlu suatu romance dan sesuatu yang heboh  kita perlu…” “Fashion  Show!” Teriakku dengan semanggat 2012     “Tapi bagaimana kita bisa mendapatkan uang dari acara itu?” Kevin bertanya. “Jangan lupa loh hasil uangnya nanti akan kita sumbangkan untuk anak-anak di RS. Otorita Batam” karena mama Kevin perawat disana jadi Kevin memilih rumah sakit itu.
            “Kamu bisa beli baju di toko yang sedang diskon atau di toko amal dan nanti kamu modifikasi baju-baju itu sendiri” kata Bintang “Setelah itu kita suruh saja teman-teman memperagakannya dan kita akan jual kepada orang yang menawarkan baju itu dengan harga tertinggi” tambahnya.
            Dan setelah selesai berdiskusi, Bintang pun memeluk kami berdua. Awww! Kami seperti keluarga yang bahagia. Tapi kenapa aku malah merasa kecewa?. Jika suatu saat nanti bertiga terasa terlalu ramai dan terlalu banyak tekanan, artinya aku perlu membuat geng baru. Masalahnya, aku juga tidak cocok dengan kelompok geng a, b, atau c. Mungkin aku akan bergabung dengan kelompok m.
            M untuk minder. Populasi = 1
***
Akhirnya tiba juga hari jumat. Andai saja aku punya keberanian untuk memasukan nama ku sebagai model. Bayangkan kalau aku harus bersaing di panggung dengan Bintang! Kalau ibunya adalah seorang model, otomatis bintang sudah di lahirkan dengan sepatu bertumit tinggi.
***
            Sekarang kami berada di rumah Bintang. Rumah yang tampak seperti sebuah istana, Kevin dan Bintang sedang menyotir barang untuk acara Fashion Show, tapi aku tidak terlalu peduli. Aku masih melonggo memikirkan kata-kata Kevin tadi dia bilang,  Lia kan modelnya, bukan aku.
            Apakah dia sudah memasukkan namaku untuk acara itu?
            Tiba-tiba dari arah lantai satu terdengar suara music yang begitu keras, aku sampai merasakan getaran dari lantai kayu di bawah telapak kakiku. Tapi Bintang tampak tidak terkejut sedikit pun.
            “Ayah dan Bunda pasti sudah pulang”
            “Ya sudah kebetulan kami juga mau pulang” kata Kevin
            Dan saat menuruni tangga aku teringgat lagi tentang masalah yang mungkin akan sangat ribet ini.
            “Ku mohon jangan jawab iya untuk pertanyaan kali ini karena kalau Cuek menjawab iya mampus lah aku.” Kataku sambil menatap Kevin dengan sorotan mata tajam
            “Oh tidak! Bodoh pasti sudah mendengar masalah gosip BBM naik di majalah itu ya? Sori..”
            “Lucu. Lebih hancur dari itu. Benarkah Cuek telah memasukkan namaku ke dalam nama untuk jadi model? Kasih tau jawabannya karena itu adalah hidup matiku”
            “Memang kenapa kalau ya? Bukankah itu khayal-majalahmu?”
            “ Nggak, kamu pasti nggak akan tega melakukan itu bilang kamu cuma bercanda pleace
            “Dengar ya, begini, biar aku jelaskan. Ada gumpulan dan punuk onta di tubuhku dan semua itu berada di tempat yang tidak strategis, aku tidak akan memamerkan semua itu dan tidak akan membiarkan semua orang tertawa” “ Oh ya, jangan sampai ada yang tahu kalau aku mempunyai cita-cita sebagai seorang model, bisa mati aku nanti”
***
            “Sekarang kita lihat siapa saja yang sudah berani mencalonkan diri untuk tampil di panggung dalam acara amal gagasan Kevin” kata Miss Rina. “Para modelnya adalah… Satu Gita Sari… Dua: Lia Tyas...”
            Suasana menjadi mencengkam, apa yang dikatakan orang-orang nanti apabila seorang Lia Tyas menjadi seorang model? Pasti itu sebuah lelucon. Apakah Kevin berbohong padaku ?
 Bel pun berbunyi.
            “Sudah bel, ayok kita pulang.” kata Kevin “Ayolah Lia Tyas sang model, aku tahu pada akhirnya Bodoh akan memasukkan namamu juga, kan.”
            “Aku yang memasukkan namanya, bukankah itu yang kamu mau Lia, soalnya ketika kamu mendapatkan ide Fashion Show, sepertinya kamu mau mencobanya tapi kamu cuma malu saja”
            Aku tak mau mendengarnya. “Sahabatku membocorkan rahasiaku! Kepercayaan atau perpecahan… Dikhianati oleh sahabat sendiri.
            “Cuek! pasti kamu yang ngasih tau, kan kamu sudah berjanji tidak akan kasih tau siapa-siapa… Itu rahasia kita tapi kamu malah kasih tau dia”
            “Bodoh, aku…” jawab Kevin tapi segera omongannya dipotong oleh Lia
            “Aku percaya padamu… kupikir kita sahabat tapi kau malah membocorkan rahasiaku, kamu berubah semenjak ada dia!” aku menunjuk Bintang tapi Kevin segera melingkarkan tagannya ketubuhku.
            “Sudah pergi biarkan aku sendiri” “Gimana aku bisa percaya sama mu lagi sebenarnya kamu ini sahabat siapa sih… Aku atau Bintang?”
            Keesokan harinya Kevin dan Bintang menemui aku dan Kevin  bicara bahwa memang dia tidak membocorkan rahasiaku kepada bintang dan Bintang meminta maaf kepada ku karena telah memasukkan namaku kedalam nama-nama yang akan menjadi model. Ya aku memaafkannya.
***
            Acara amal sudah mau berakhir tapi dari tadi aku tidak melihat Bintang. Aku menduga bahwa dia sedang bersama Kevin disuatu tempat, sedang mengurus perubahan mendadak di menit terakhir, jadi aku pergi untuk mencari mereka. Saat aku mencari Kevin dibelakang panggung tapi meraka tidak ada disana.
            Di atas, dalam lighting box, aku melihat dua bayangan, jadi aku menaiki tangga untuk melihat apakah mereka disana. Setengah perjalanan ke atas, aku melihat dua bayangan ini menjadi satu… Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat!
            Aku pun menaiki tangga, aku tak henti berharap bahwa dugaan ini salah, tapi tidak… semakin aku mendekat aku bisa melihat dengan jelas bahwa Kevin melingkarkan tangannya pada Bintang sambil membelai rambutnya dan berbisik, sementara Bintang bersandar di dadanya.
            Aku membalikkan badan lalu berderap menuruni tangga. Kevin meneriakkan namaku namun apa pun yang ingin dia katakan, aku tidak mau dengar. Hal itu terlalu sakit dan aku butuh waktu untuk semua ini.
            Kedua sahabatku saling mencintai?
            Aku tahu, seharusnya aku senang untuk mereka, tapi aku tidak. Yang terpikir dalam benakku adalah mereka telah mencampakkan aku dengan kejam. Kepalaku penuh dengan pertanyaan dan mendadak aku benar-benar marah. Memang benar, kuakui, aku memang seorang pecemburu buta. Saat itu aku berpikir, hanya ada satu cara untuk menghentikan kecanduanku, yaitu memutuskan hubunganku dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan mereka.
Acara amal pun dilewati dengan sukses. Walaupun ada insiden kecil tapi itu tidak masalah.
***
            “Bodoh, sebelum berangkat kesekolah, aku ingin membicarakan masalah kemarin. Saat kau melihatku bersama Bintang…”
            “Tak apa-apa kok, Cuek, kau tidak perlu menjelaskan. Kau dan Bintang sekarang pacaran. Aku tahu itu dan aku menerimanya. Kau tidak perlu khawatir aku akan berubah jadi iblis majalah kejam penghuni neraka. Aku sudah mulai membiasakan diri…”
            “Bodoh, kamu salah sangka, kami bukan sepasang kekasih. Aku nggak pernah menggangap Bintang sebagai pacarku!”
            “Kenapa tidak? Dia cantik, langsing dan berbakat… Seandainya aku nggak suka sama cowok, aku pasti tergila-gila sama dia! Kamu ini kenapa sih?”
            “Nggak ada apa-apa kok”
            “Tapi aku melihat kalian berduaan. Cuek tidak bisa menyangkalnya. Kalian berciuman lalu berpelukan dan…”
            “Itu cuma pelukan! Pelukan untuk menenagkan hatinya, itu akan dilakukan oleh semua sahabatkan? Terutama kalau salah seorang dari mereka baru saja menerima berita buruk.”
            “Berita buruk apa? Apa maksudmu?”
            “Orang tua Bintang berpisah dan dia akan tinggal dengan ibunya di Jakarta”
            Dramm, aku tak menyangka bahwa masalahnya begini, Bintang akan pergi dari sini. Berarti kami akan menjalankan hubungan persahabatan jarak jauh. Padahal aku baru saja tidak lagi merasa sebagai Lia yang kuper, maniak majalah yang menyebalkan yang mengira bahwa majalah-majalah adalah satu-satunya sahabat yang paling setia…
***
            Rasa-rasanya aku berhasil memetik pelajaran berharga, ada sesuatu yang lebih penting dari dunia ini dari pada sesuatu yang gemerlap. Seperti sekarang, saat aku berhenti menjadi pecemburu buta, sepertinya Bintang harus pindah lagi. Dan aku akan sangat merindukannya walaupun masih ada disisiku.
            Beruntung aku membaca tips saran-saran naira sang penasihat kehidupan untuk minggu ini. Yaitu bagaimana cara bertahan saat temanmu pergi, cara top untuk persahabatan jarak jauh. Walaupun aku tetap berharap tidak akan membutuhkan saran-sarannya itu…

Sekian :) 

2 komentar: